Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi akal dan pikiran. Akal adalah alat berpikir atau daya pikir untuk mengerti mengenai sesuatu termasuk pikiran, ingatan. Akal dapat pula dinyatakan sebagai upaya, ikhtiar atau jalan untuk melakukan sesuatu (kamus umum bahasa indonesia). Pikiran adalah proses akal untuk mengingat, berangan-angan seperti ahli falsafat. Namun pikiran juga dapat diartikan sebagai kecerdasan berargumentasi, berpikir, mengingat dan menguasai kesadaran untuk bertindak dan sebagainya. Tanpa akal manusia tidak bisa membuat / menciptakan suatu karya. Hanya akal dan pikiran yang dapat membuat manusia berkembang menuju kehidupan yang lebih baik melalui keberadaan budaya manusia. Salah satu budaya manusia adalah berpikir kreatif, yaitu memiliki daya cipta atau kemampuan menciptakan sesuatu yang berguna. Menurut Henry Ford, berpikir adalah suatu pekerjaan paling berat karena itu tidak banyak orang yang mau berpikir. Orang yang selalu berpikir dapat diartikan mampu berbicara dengan dirinya sendiri (batin), menganalisa, mempertimbangkan dan terdorong mencari hubungan sebab dan akibat pada sesuatu yang terjadi disekitarnya (kaum cendikiawan/intelektual)
Sebenarnya berlatih berpikir kreatif sama seperti melatih diri dalam melakukan tindakan atau perbuatan misalnya berlatih berbuat baik maka akan terbiasa semakin baik. Berlatih percaya diri maka terbiasa yakin dengan dirinya sendiri. Berpikir kreatif merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai kesuksesan namun pada zaman modern seperti sekarang ini “kita” berada dalam kebiasaan cara pikir / mental yang mempermudah mewujudkan kemauan dengan segera. Bayangkan bertahun-tahun lalu orang harus berkreatifitas agar dapat hidup misalnya dengan bercocok tanam untuk kebutuhan makan, mencari kayu bakar untuk memasak, membuat rumah untuk tempat berteduh dsb. Semestinya kalau kita kreatif maka bercocok tanam mendorong untuk membuat alat yang lebih sesuai sehingga tenaga manusia dapat dialihkan untuk yang lebih produktif. Sekarang ini “kita” cenderung menggunakan / menerima sesuatu secara pasif tanpa mau menggali potensi diri sebagai kreatifitas untuk menemukan dan mengembangkan hal-hal yang baru.
Perlu diperhatikan bahwa berpikir kreatif / imajinatif bukanlah bakat khusus yang hanya dimiliki beberapa orang saja karena sejak dilahirkan manusia sudah diberi kemampuan bakat berimajinasi tetapi tidak diolah menjadi kebiasaan sehari-hari. Untuk memulai kebiasaan kreatif harus dimiliki rasa antusias/bergairah, bersemangat, rasa ingin tahu, memberi perhatian / kepedulian pada diri sendiri.
3. MENGATASI GEJOLAK EMOSI
Gejolak emosi itu dapat saja terjadi bila keinginan seseorang terpenuhi keinginannya atau sebaliknya. Apabila seseorang terpenuhi keinginannya maka hal tersebut dapat saja menjadi pemicu gejolak emosi yang berlebihan, seperti seseorang yang selalu dapat memenuhi segala keinginannya, hal ini dapat juga menjadi pemicu gejolak emosi yang berlebihan. Seperti kurangnya perngertian dari orang tua dan tidak dapat memenuhi keinginan atau harapan orang tua.
Gejolak emosi itu dapat kita atasi dengan cara kita mengenal diri kita sendiri, sampai dimana batas kemampuan dan kekurangan yang kita miliki, jangan selalu mengikuti keinginan-keinginan yang tidak jelas tujuannya dan pada akhirnya dapat merugikan diri kita sendiri. Kita harus bisa membedakan hal-hal tsb diatas dengan selalu berfikir secara positif. Karena hal ini sangat membantu dalam cara berfikir kita dalam menahan gejolak emosi dan penemuan jati diri kita yang sebenarnya.
4. MENGATASI PRILAKU YANG MENYIMPANG
KIAT MENGATASI PERILAKU YANG MENYIMPANG
Perilaku yang menyimpang disebabkan oleh kurang kejujuran dan keterbukaan dari seseorang. Perilaku-perilaku itu antara lain seperti mengambil barang yang bukan miliknya, berbohong, menipu, memanfaatkan kesempatan dan kepercayaan, melawan orang tua, mabuk-mabukan, dsb.
Seseorang bisa berlaku menyimbpang salah satunya dikarenakan takut untuk berbuat jujur karena apabila dia jujur maka akan terungkap semua kebohongannya dan orang akan kecewa. Hal lain yang membuat kita susah jujur karena dengan berbohong kita akan merasa aman dan semua kesalahan-kesalahan yang kita perbuat tidak akan pernah dipermasalahkan hingga kebohongan tersebut terungkap. Semakin sering kita berbohong maka akan semakin sulit untuk kita berkata jujur dan kita akan semakin menutup diri dikarenakan kebohongan-kebohongan yang terlalu banyak disimpan.
Begitu pula jika kita memanfaatkan kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang lain maka kita merasakan bebas melakukan hal-hal yang kita ingin perbuat walaupun perbuatan itu salah.
Perilaku menyimpang tidak dapat didiamkan saja, cara mengatasinya adalah :
- Selalu berkata jujur dan terbuka walaupun akan mengecewakan orang lain. Karena dengan berkata jujur dan terbuka orang lain dapat membantu kita mencari solusi atas masalah-masalah yang kita hadapi.
- Menjaga sebaik mungkin kesempatan dan kepercayaan yang diberikan orang lain.
- Menerima diri apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
- Lebih mendekati diri ke Tuhan
- Selalu memikirkan perbuatan-perbuatan yang akan kita lakukan, baik dari sisi positif maupun sisi negatif sehingga kita mampu menahan diri untuk berbuat hal-hal yang menyimpang.
Kebosanan merupakan suatu hal yang cukup menyebalkan. Biasanya ditimbulkan karena kejenuhan dalam menjalankan rutinitas sehari-hari yang monoton.
Lain hal jika kita sebagai mantan pengguna napza (ex junkies). Biasanya kita jadi cepat bosan karena euforia yang ditimbulkan oleh putauw belum ada tandingannya dan kita masih belum rela melepaskan kesenangan tsb.
Jika kita sudah rela melepaskan euforia putaw karena mengetahui dampak negatifnya lebih besar maka kita akan lebih mudah menerima diri kira dan pekerjaan sehari-hari kita apa adanya.
Seorang mantan pengguna sering cepat merasa bosan akan situasi atau keadaan disekitarnya disebabkan salah satunya adalah kegiatan yang monoton dan tidak berkembang dinamis. Pada waktu masih menggunakan putauw, otak kita dipaksa untuk selalu berfikir bagaimana cara untuk mendapatkan putauw dan cara berpikir ini belum tentu bisa digunakan untuk besok. Sperti bagaimana cara mendapatkan uang untuk membeli putauw.
Jalan berfikir seperti ini sebenarnya baik jika dikembangkan secara positif tetapi pada saat baru berhenti biasanya seorang mantan pecandu malas untuk berfikir masalah yang rumit. Hal ini akan berkembang sendirinya dengan jalannya waktu.
Memberi mereka (mantan pecandu) sesuatu hal yang baru, menantang dan mereka suka untuk melakukannya merupakan hal yang sangat positif mungkin mereka akan sangat tertarik mengerjakannya dan lupa dengan kebosanannya. Sehingga mereka akan merasa senang dan berpikir ternyata di dunia masih banyak hal-hal menyenangkan selain menggunakan putauw.
Jika hal-hal tersebut dilakukan maka diharapkan mereka dapat menghadapi realita kehidupan disamping masih diperlukannya seorang pembimbing agar mereka mengetahui bahwa tindakan yang mereka lakukan benar adanya.
Selain hal tersebut diatas seorang pengguna memerlukan hasrat sex dengan lawan jenis tetapi hal ini terlalu beresiko tinggi karena hasrat sex dengan lawan jenis merupakan stressor masalah yang dapat membuat sorang mantan pengguna relaps.
Tapi dampak lainnya yang positif biasanya dia akan mendapatkan teman curhat atau ngobrol, karena ngobrol dengan lawan jenis lebih membuat senang dan tenang bagi mantan pengguna sehingga bisa cepat dan mengeluarkan seluruh unek-unek (beban pikiran) sehingga mengurangi dampak stress karena beban pikirannya dan merasa lebih lega.
Hal lain yang bisa mengurangi dampak bosan adalah spiritual, karena dengan mendekatkan diri kepada Tuhan kita merasa lebih tenang, nyaman, dan aman.
Hal-hal seperti tenang, nyaman, dan aman merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang mantan pecandu. Dan bagaimana kita (ex junkies) bisa selalu mendapatkannya ? sehingga tidak mudah merasa bosan, dan tidak cepat stress.Kiat-Kiat Untuk Orang Tua
6. KIAT-KIAT UNTUK ORANG TUA
– Pendengar yang baik
– Penuh perhatian
– Bijaksana membuat keputusan dan meminta pendapat
– Tegar berdiskusi meskipun menyangkut perihal sensitif
– Beri respons yang konstruktif
– Beri pesan dengan jelas
– Teladan dalam perilaku