Social Icons

LEGENDA BUAYA PUTIH SUNGAI CISANGGARUNG


LEGENDA BUAYA PUTIH SUNGAI CISANGGARUNG

Sungai Cisanggarung yang berhulu di Waduk Darma Kuningan dan membelah perbatasan Jabar-Jateng banyak menyimpan cerita turun temurun. Waktu kecil Uwa dan Ayahku sering berdongeng tentang Buaya Putih Di Sungai Cisanggarung, nama buaya itu Ki Pati Amben baik hati dan rajin menolong penduduk sekitar sungai. Legenda ini terkenal terutama di Wewengkon Ciledug Cirebon (Cikeusik-Cikancas, Cigobang, Cilengkrang, Waled, Pasaleman, Ciledug dan desa-desa yang berbatasan dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah)
Sang Buaya Putih Yang Baik Hati Dan Suka Menolong Dari Sungai Cisanggarung ()
Kangen dengan dunia kanakku, aku iseng browsing tentang legenda itu, wah diluar dugaan, ternyata ada dulur sekampungku yang sudah menulis legenda buaya putih ini. Berikut dongengnya :
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor ular lembu jahat di sungai cisanggarung. Seekor ular bertanduk dengan badan seperti lembu atau lebih mirip dengan lembu tanpa kaki. Ular itu akan memakan siapa saja yang berada di sungai.Bahkan buaya-buaya yang hidup di sungai cisanggarung pun takut kepadanya, karena sang raja buaya dan keturunannya sudah dibunuhnya. Dialah raja sungai yang paling ditakuti hewan-hewan sungai dan manusia  di sekitar bantaran sungai.
Suatu hari dia mencoba memangsa seorang kakek tua yang sedang memandikan sapinya di sungai cisanggarung. Dari bawah permukaan air sungai, ia berenang mendekati kakek tua itu. Saat mulut sang ular menganga dengan taring yang siap mencabik , seekor buaya putih menggigit ekornya.
” Ah….” sang ular menjerit kesakitan
” Jangan ganggu kakek itu “. kata sang buaya putih
” Hei, kau berani sekali menggigit ekorku. Siapa kau ? “.
” Aku buaya putih, anak dari raja buaya sungai cisanggarung yang telah kau bunuh “.
” Tidak mungkin, aku sudah membunuh betina dan semua keturunannya bahkan aku pun sudah memakan telur-telur calon anaknya “. Sang ular tak percaya dengan pengakuan buaya putih
” Aku berhasil di sembunyikan ibuku ke daratan dan kakek itulah yang telah merawatku sejak kecil “.
” Baiklah, hari ini akan aku bunuh juga dirimu “. sang ular mengancam
Kemudian sang buaya putih bertarung dengan sang ular lembu. Pertarungan yang sengit, buaya putih mewarisi kesaktian dari ayahnya dulu.
Akhirnya sang buaya putih berhasil mengalahkan sang ular lembu. Namun dia tidak membunuh sang ular lembu. Dia membiarkan sang ular hidup dengan syarat dia tidak mengganggu manusia yang berada di sungai. Dia belajar dari sang kakek yang merawatnya. Meskipun sang kakek dikucilkan manusia lain karena penyakitnya, namun sang kakek tak pernah membenci manusia-manusia itu.
Sang kakek tidak menyadari bahwa buaya putih yang dipeliharanya telah menyelamatkannya dari serangan sang ular lembu.
” Kek….terimakasih telah merawatku “. Ucap sang buaya dengan ekornya mengusap-usap betis kakek tua
” Kaukah itu putih ? .Jawab sang kakek
” Iya…..ijinkan aku kembali ke sungai cisanggarung “.
” Baiklah…kembalilah, kakek hanya meminta kamu untuk melindungi orang-orang yang berada di sungai ini “.
” Iya kek aku janji “. Kali ini moncongnya yang menciumi betis sang kakek
Sang buaya putih pun pergi meninggalkan kakek tua. Dia akan setia terhadap janjinya untuk melindungi manusia-manusia yang berada di sungai cisanggarung baik untuk mandi, mencuci baju atau mencuci hewan ternak.
Sumber : cerita ini berasal dari mitos yang sering saya dengar tentang keberadaan seekor ular lembu di dasar sungai cisanggarung. Ular lembu yang sering memakan korban setiap tahunnya. Karena memang hampir selalu ada orang yang mati dan hilang jasadnya di sungai yang membelah propinsi jawa barat dan jawa tengah. Sedangkan keberadaan buaya putih dipercaya oleh warga kampung di tempat saya sebagai pelindung.
BONUS VIDEO